Hai learners! Apa sih yang kamu lakukan ketika sedih atau tertekan? Menangis? Teriak? Marah-marah? Curhat? Tapi bagaimana kalau kamu bukanlah tipe orang yang mudah mengungkapkan perasaan secara langsung? Dulu di Amerika, ada seorang wanita yang sangat suka menuangkan perasaannya ke dalam puisi. Kini, ribuan lembar curahan hatinya menjadi pujaan pecinta puisi dan menjadikan ia sebagai salah satu penyair paling berpengaruh di dunia puisi Amerika. Uniknya, karya-karya yang kebanyakan bertema kematian ini baru dikenal masyarakat luas setelah ia meninggal. Kenalan lebih jauh yuk tentang penyair yang satu ini!
Nama penyair ini adalah Emily Elizabeth Dickinson atau yang lebih dikenal sebagai Emily Dickinson. Semasa hidupnya, Emily Dickinson dikenal sebagai pribadi yang unik. Dia menolak mengenakan baju berwarna lain selain warna putih. Emily Dickinson sudah suka menulis sejak kecil. Namun para ahli percaya bahwa hubungannya dengan orang-orang terdekatnya lah yang memicu ia untuk menulis lebih banyak puisi.
Terlahir di Massachusetts pada tanggal 10 Desember 1830, Emily Dickinson tumbuh menjadi pribadi yang murung setelah kepergian orang-orang terdekatnya di tahun 1860an. Berduka, Emily Dickinson mengurung diri dan menolak semua kunjungan dari temannya. Di masa ini-lah ia menghasilkan beribu-ribu puisi yang tidak pernah ditunjukan kepada siapapun, bahkan kepada anggota keluarganya sendiri.
Emily Dickinson meninggal pada tahun 1886 karena penyakit yang, hingga saat ini, masihdiperdebatkan. Beberapa orang percaya bahwa ia meninggal karena penyakit ginjal, tapi sumber terbaru menyatakan bahwa ia meninggal karena serangan jantung.
Sebelum kematiannya, hanya sebagian dari puisi karya Dickinson yang telah diterbitkan. Itu pun sudah terkena editan dari penerbit agar lebih sesuai dengan kondisi pada masa itu. Lavina, adik Emily, yang akhirnya menemukan dan menyatukan kumpulan puisi Emily dan menyerahkannya kepada penerbit untuk diterbitkan. Meski masih banyak yang teredit, puisi karya Emily Dickinsonditerbitkan pada tahun 1890. Bentuk puisi “mentah”nya kemudian diterbitkan lagi setelah tahun 1955.
Tahukah kalian bahwa puisi-puisi modern saat ini sangat besar kaitannya dengan karya-karya Emily Dickinson? Keunikan dari puisi karya Emily Dickinson adalah tone dalam setiap sajaknya yang sedih dan terasa tertekan. Gaya berpuisinya ini kemudian mempengaruhi gaya puisi pada abad ke 20 dimana sebagian besar puisi di masa itu lebih terasa melankolis dan galau. Penasaran ‘kan sama karya Emily Dickinson? Berikut adalah daftar rekomendasi lima puisi terbaik karya Emily Dickinson yang wajib kamu baca!
- I taste a liquor never brewed
- Success is counted sweetest
- Wild nights – wild nights
- I felt a Funeral, in my brain
- I’m Nobody! Who are you?
Nah, itu tadi sekilas mengenai sosok Emily Dickinson. Jadi jangan cuma dipendam kalau kamu lagi sedih. Siapa tahu kamu juga bisa menjadi penyair besar seperti Emily Dickinson saat kamu memaksimalkan kegalauanmu! ^^
I felt a Funeral, in my Brain,
And Mourners to and fro
Kept treading – treading – till it seemed
That Sense was breaking through –
And when they all were seated,
A Service, like a Drum –
Kept beating – beating – till I thought
My mind was going numb –
And then I heard them lift a Box
And creak across my Soul
With those same Boots of Lead, again,
Then Space – began to toll,
As all the Heavens were a Bell,
And Being, but an Ear,
And I, and Silence, some strange Race,
Wrecked, solitary, here –
And then a Plank in Reason, broke,
And I dropped down, and down –
And hit a World, at every plunge,
And Finished knowing – then –