Membuat kalimat dalam Bahasa Inggris memerlukan komponen yang dinamakan verbs. Seperti yang kita ketahui, berdasarkan jenis, bentuk dan fungsinya, verbs dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya transitive/intransitive verbs, regular/irregular verbs, juga stative/dinamyc verbs.
Jenis-jenis verbs sebelumnya sudah pernah dijelaskan di blog ini. Kali ini kita ingin menjelaskan mengenai stative & dinamyc verbs. Jadi apa sih stative & dynamic verbs itu?
Sebelumnya, coba kamu perhatikan penggunaan verb “love” dalam dua kalimat dibawah ini:
- I love my parents. Benar
- I’m loving my parents. Salah
Kenapa kalimat no. 2 salah?
Kalimat no. 2 secara grammatikal salah karena “love” merupakan stative verbs yang digunakan untuk menyatakan perasaan yang memang sudah berlangsung sejak lama dan mungkin akan berlangsung selamanya. Penggunaan “love” sebagai “loving” mengubah makna kalimat menjadi “aku mulai menyukai orangtuaku” atau “aku sedang menyukai orangtuaku” yang tentu saja sangat janggal.
Sederhananya, stative verbs merupakan verbs yang menyatakan keadaan/situasi/kondisi, sedangkan dynamic verbs merupakan verbs penjelas aksi yang bisa berubah-ubah. Stative verbs merupakan jenis verbs yang tidak bisa digunakan dalam semua continuous tense baik dalam present continuous maupun future continuous. Seperti contoh dua kalimat di atas, stative verbs tidak bisa berubah menjadi verb -ing yang biasa digunakan dalam continuous tenses. Kenapa? Karena biasanya verbs ini digunakan untuk mendeskripsikan suatu kondisi tetap (statis) atau yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, sedangkan continuous tenses merupakan susunan kalimat yang menunjukan adanya proses.
Hampir semua verbs yang kita ketahui merupakan dynamic verbs. Lalu apa sajakah yang masuk sebagai stative verbs?
- Verbs yang menunjukan perasaan: hate, like, love, prefer, want, wish
- Verbs yang menunjukan penginderaan: appear, feel, hear, see, seem, smell, sound, taste
- Verbs yang menunjukan bahasa komunikatif: agree, deny, disagree, mean, promise, satisfy, surprise
- Verbs yang menunjukan pemikiran seseorang: believe, imagine, know, mean, realize, recognize, remember, understand, think
- Kondisi lainnya: be, belong, concern, depend, involve, matter, need, owe, own, possess
Meskipun begitu, tidak semua stative verbs tidak bisa menjadi dynamic verbs. Beberapa stative verbs bisa berubah menjadi verb-ing yang digunakan dalam continuous tense. Akan tetapi maknanya jadi berubah secara keseluruhan. Perhatikan contoh dibawah ini:
- I think we need to take a rest. (stative)
- I’m thinking of getting a new bike next week. (dynamic)
Perhatikan bahwa kedua kalimat memiliki verb “think” dengan dua bentuk: present (think) dan continuous (thinking). Manakah yang benar?
Kedua kalimat di atas sama-sama benar, namun keduanya memiliki makna yang berbeda. Kalimat no 1 menunjukan pendapat seseorang (Menurutku kita perlu istirahat.), sedangkan pada kalimat ke 2, pembicara sedang menimbang, memikirkan suatu rencana (Aku sedang berpikir untuk membeli sepeda baru minggu depan.)
Coba kita lihat satu contoh lagi:
- You are annoying.
- You are being annoying.
Perhatikan bahwa are dalam kalimat pertama merupakan stative verb karena menunjukan sifat seseorang secara umum: kamu memang sudah terlahir sebagai seorang yang menyebalkan, sedangkan pada kalimat ke 2, pembicara secara tersirat mengungkapkan bahwa kamu sedang menyebalkan saat itu, padahal biasanya kamu tidak menyebalkan. Jadi dalam kalimat ke dua tersirat adanya suatu proses sifat seseorang yang tadinya tidak menjengkelkan menjadi menjengkelkan.
Itu tadi mengenai stative dan dynamic verbs. Jika kamu ada pertanyaan jangan ragu untuk komentar di bawah ya.